Rob dan Pencemaran Sebabkan Produksi Beras di Kota Pekalongan Menurun Signifikan

- Sabtu, 6 November 2021 | 22:40 WIB
ilustrasi gudang beras (suara merdeka)
ilustrasi gudang beras (suara merdeka)

KOLOM - Azka Muthia SST *

MENEROPONG MASA DEPAN PRODUKSI BERAS KOTA PEKALONGAN

Ketersediaan pangan terutama beras merupakan isu penting yang selalu hangat diberbincangkan. Hal ini tak lepas dari peran beras yang menjadi primadona masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok. Ketersediaan beras ini erat kaitannya dengan produksi padi dan luas panen, yang menjadi penentu kebijakan pemerintah untuk melakukan impor beras.

Setiap daerah pasti melakukan pemantauan terhadap produksi beras dan ketercukupan stok beras untuk daerah tersebut, salah satunya Kota pekalongan.

Kota Pekalongan merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang berada di pesisir utara laut jawa dan bukan wilayah lumbung padi di Jawa Tengah.

Kendati demikian, sebagai kota minapolitan, Kota Pekalongan masih memiliki potensi produksi beras sampai tahun 2021. Akan tetapi produksi beras yang dihasilkan nilai tambahnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan subsektor perikanan. Nilai itu berdasarkan kategori usaha pertanian pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota Pekalongan. Lalu seperti apa sebenarnya kondisi produksi padi di Kota Pekalongan?

Berdasarkan rilis Berita Resmi Statistik (BRS) Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah pada 1 November 2021 menyebutkan bahwa pada tahun 2021 luas produksi beras sebesar 4.091 ton. Angka produksi beras itu lebih rendah dibanding 2020 yang mencapai 4.443 ton. Artinya pada 2021 terjadi penurunan sebesar 7,92 persen.

Penurunan ini disebabkan berkurangnya luas panen di Kota Pekalongan pada tahun 2021. Dari rilis BRS BPS terlihat bahwa pada tahun 2021 luas panen di Kota Pekalongan sebesar 1.428 hektar. Angka itu dilebih sempit dibanding tahun 2020 yang mencapai 1.628 hektar.Artinya ditahun 2021 terjadi penurunan sebesar 12,29 persen dibanding tahun 2020.

Mencermati data ini terlihat bahwa potensi pertanian padi di Kota Pekalongan semakin menurun. Pemicunya adalah banjir rob yang melanda lahan pertanian terutama di wilayah Pekalongan Utara dan Barat.

Selain itu adanya serangan hama, saluran irigasi yang tercemar, dan bocornya tanggul juga memberikan andil pada penurunan produksi beras di Kota Pekalongan.

Jika kita telisik lebih ke belakang, ternyata penurunan produksi padi di Kota Pekalongan sejak 2018. Kemudian penurunan produksi padi terus terjadi hingga 2021.

Pada tahun 2018 produksi beras di Kota Pekalongan sebesar 5.066 ton sedangkan tahun 2021 produksi 4.091 ton. Data itu menunjukkan penurunan produksi beras yang sangat drastis karena hampir 1.000 ton atau sebesar 19,24 persen.

Hal sama terjadi pada luas panen di mana pada tahun 2018 seluas 1.650 hektar menyempit menjadi 1.428 hektardi tahun 2021. Lalu, Bagaimana dengan masa depan produksi padi di Kota Pekalongan di tahun-tahun mendatang.

Jika kita menelaah dari kondisi produksi beras dan luas panen saat ini maka besar kemungkinan produksi padi di Kota Pekalongan akan semakin menurun. Melihat kondisi lahan pertanian yang banyak terkena banjir rob maupun irigasi yang kurang baik karena sudah tercemar limbah batik, petani akan berpikir dua kali untuk menanam padi di lahannya.

Halaman:

Editor: Haryoto Bramantyo

Tags

Terkini

X