SUARA MERDEKA PEKALONGAN-Bali. Umat Hindu di Bali melangsungkan Hari Raya Galungan pada Rabu 4 Januari 2023. Hari Raya Galungan biasanya dilakukan setiap 6 bulan Bali atau 210 hari. Tepatnya pada hari Budha Kliwon Dungulan atau Rabu Kliwon wuku Dungulan.
Menurut keyakinan Umat Hindu, hari tersebut merupakan hari kemenangan Dharma yang berarti kebenaran melawan Adharma atau kejahatan. Saat merayakan Hari Galungan, Umat Hindu di Bali menjalankan sejumlah tahap rangkaian prosesi yang menjadi bagian utuh Hari Raya Galungan. Masing-masing tahap memiliki namanya sendiri-sendiri.
Dilangsir dari laman rri.co.id yang merujuk berbagai sumber berikut tahapan atau rangkaian prosesi Hari Raya Galungan di antaranya.
Baca Juga: Bali Roadmap Ekonomi Kreatif: Kekayaan Intelektual Bisa Diagunkan Bank
1. Tumpek Wariga
Tumpek Wariga merupakan penyebutan untuk hari Saniscara (Sabtu) Kliwon wuku Wariga yang jatuh pada 25 hari sebelum Galungan. Tumpek Wariga disebut juga Tumpek Bubuh, atau Tumpek Pengatag, atau Tumpek Pengarah.
Pada hari Tumpek Wariga Ista Dewata, yang dipuja adalah Sang Hyang Sangkara sebagai Dewa Kemakmuran dan Keselamatan Tumbuh-tumbuhan. Selain itu, pohon-pohon akan diberikan cipratan air suci yang dimohonkan di sebuah Pura.
Dan diberi banten berupa bubuh tadi disertai canang pesucian, sesayut tanem tuwuh, dan diisi sasat. Setelah selesai, kemudian pemilik pohon akan menggetok atau mengelus batang pohon sambil berucap.
Dialog yang diucapkan bermakna harapan si pemilik pohon agar nantinya pohon yang diupacarai dapat segera berbuah atau menghasilkan. Sehingga dapat digunakan untuk upacara Hari Raya Galungan.
2. Sugihan Jawa
Sugihan Jawa berasal dari 2 kata, yakni Sugi yang berarti bersih atau suci dan Jawa yang artinya luar. Secara singkat, pengertian Sugihan Jawa adalah hari sebagai pembersihan atau penyucian segala sesuatu yang berada di luar diri manusia
Pada hari ini, umat melaksanakan upacara yang disebut Mererebu atau Mererebon. Upacara Ngerebon ini dilaksanakan dengan tujuan untuk nyomia/menetralisir segala sesuatu yang negatif yang berada pada Bhuana Agung.
Dimana hal itu disimbolkan dengan pembersihan Merajan dan rumah. Sugihan Jawa dirayakan setiap hari Kamis Wage wuku Sungsang.
Baca Juga: Presiden Joe Biden Alami Beberapa Kejadian Tak Terduga di KTT G20 Bali
Artikel Terkait
Indonesia Kantongi Proyek Senilai Rp 4.857 Triliun dari KTT G20 di Bali