Gagal Ginjal Akut Anak Kembali Terjadi. Kemenkes Ungkap Kronologinya

- Senin, 6 Februari 2023 | 20:53 WIB
Ilustrasi Gagal Ginjal.
Ilustrasi Gagal Ginjal.

SUARA MERDEKA PEKALONGAN-Jakarta. Kasus gagal ginjal akut anak kembali ditemukan di awal 2023 ini. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dari dua laporan yang masuk, salah satunya sudah terkonfirmasi Gangguan Ginjal Akut Progresif (GGAPA).

Hal itu disampaikan Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril dalam keterangannya, Senin 6 Februari 2023.

"Penambahan kasus tercatat pada tahun ini. Satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek," ujar Syaril.

Baca Juga: Dua Buron Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut Ditangkap Polisi

Menurutnya, satu pasien yang terkonfirmasi gagal ginjal akut berusia satu tahun. Pasien mengalami demam pada 25 Januari 2023, lalu diberi obat penurun demam yang dibeli di apotek dengan merk Praxion.

"Pada tanggal 1 Februari, pasien kemudian dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi fomepizole, Namun, Tiga jam dirawat di RSCM, pada pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia," tuturnya.

Syahril menambahkan, satu laporan lain yang juga dari DKI Jakarta yakni anak tersebut berusia 7 tahun masih suspek. Pasien mengalami demam pada tanggal 26 Januari 2023, kemudian mengonsumsi obat penurun panas sirup yang dibeli secara mandiri.

Menyikapi dua temuan kasus baru gagal ginjal akut pada anak, pihaknya mengimbau agar masyarakat menghindari pembelian obat sirop secara mandiri tanpa dibekali resep dari dokter.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyarankan ada baiknya masyarakat berkonsultasi lebih dulu dengan tenaga kesehatan.

"Jangan beli obat sendiri dulu, Yang paling baik saat ini adalah konsultasi ke tenaga kesehatan," ujar Siti Nadia Tarmizi kepada wartawan, Senin 6 Februari 2023.

Baca Juga: Dua Perusahaan Farmasi Jadi Tersangka Atas Kasus Gagal Ginjal Akut. Ini Ancamannya

Lebih lanjut Nadia menjelaskan, sampai saat ini para tenaga kesehatan masih menyarankan obat puyer bagi anak-anak. Terutama, setelah ada berbagai obat yang tidak digunakan dan ditarik BPOM.

"Mana yang aman, mana yang tidak, mungkin bisa merujuk ke BPOM atau ditanyakan (ke tenaga kesehatan)," ujarnya. ***

Editor: Haryoto Bramantyo

Sumber: PMJ News

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X