Pengadaan Kantong Darah Masih Impor, Begini Respon Anggota DPR Rieke

- Senin, 1 Agustus 2022 | 21:27 WIB
Ilustrasi Kantong Darah (tamiangsatu.com/ist)
Ilustrasi Kantong Darah (tamiangsatu.com/ist)

SUARA MERDEKA PEKALONGAN-Bekasi. Hingga saat ini Indonesia masih mengimpor kantong darah yang digunakan untuk menyimpan darah para pendonor. Dampaknya biaya pengadaannya menjadi mahal yakni Rp 100 ribu perkantong.

Masalah itu terungkap dari kunjungan kerja Anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka di Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bekasi, Senin 1 Agustus 2022.

"Karena persoalan darah adalah persoalan kemanusiaan, sehingga darah tidak boleh diperjualbelikan. Namun akibat kantong darah masih impor dari luar negeri, maka darah bagi kebutuhan medis di Indonesia tergolong mahal. Info dari PMI Kabupaten Bekasi, satu kantong darah kurang lebih harganya dikisaran 100 ribu rupiah," ujar Rieke. 

Baca Juga: Tangani Kasus Penimbunan Bansos, Polisi Agendakan Pemeriksaan Lanjutan Selasa Besok

Selain itu masih impornya kantong darah maka ketercukupannya beresiko terganggu jika ada bencana.

"Saat ini kita masih impor kantong darah, hal ini pada kondisi tertentu, misalnya pada saat terjadi sesuatu pada negara eksportir, seperti bencana, dapat berimbas pada resiko ketersedian darah untuk kebutuhan medis di tanah air" imbuhnya.

Menyikapi situasi itu Rieke mendorong pemerintah agar segera merealisasikan industri nasional terkait kantong darah.

Anggota DPR Rieke Diah Pitaloka saat kunjungan kerja di PMI Bekasi/gesuri.id
Anggota DPR Rieke Diah Pitaloka saat kunjungan kerja di PMI Bekasi/gesuri.id

Lebih lanjut Rieke memastikan isu industri kantong darah dan fraksionasi plasma darah akan diangkat dalam agenda rapat Komisi VI DPR RI dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Perdagangan sebagai institusi yang memiliki otoritas mengatur impor dan ekspor. Dalam agenda, masa persidangan DPR RI itu dimulai minggu kedua Agustus 2022.

Menurutnya, Indonesia sangat mungkin untuk melakukan industri kantong darah.

Pasalnya, kata Rieke, program Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) salah satu prioritas risetnya adalah bidang kesehatan untuk mengkaji secara mendalam terkait teknologi dan inovasi untuk pembangunan industri nasional kantong darah dan fraksionasi plasma darah.

Baca Juga: Kelompok Geng Motor Bentrok, Akibatkan 1 Korban Tewas dan 2 Luka Parah

Tak hanya itu, Rieke juga menyatakan mendukung penuh agar BUMN farmasi memulai industri kantong darah dengan melibatkan Palang Merah Indonesia. ***

 

Halaman:

Editor: Haryoto Bramantyo

Sumber: gesuri.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X