SUARA MERDEKA PEKALONGAN-Bogor. Perdagangan Indonesia dengan Vietnam mengalami peningkatan. Indikatornya, nilai perdagangan kedua negara mampu tembus 11,06 miliar dolar di tahun 2021. Angka itu melampui target yang ditetapkan yakni 10 miliar dolar AS untuk tahun 2023. Oleh karena itu target perdagangan dinaikkan menjadi 15 miliar dolar AS pada tahun 2028.
Hal itu disampaikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) usai menerima kunjungan Presiden Vietnam Nguyễn Xuân Phúc di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis 22 Desember 2022.
Baca Juga: Presiden Jokowi Stop Ekspor Bijih Bauksit. Berlaku Mulai Juni 2023
“Vietnam merupakan mitra strategis Indonesia sejak tahun 2013 dan pada pertemuan tadi kita telah membahas berbagai peningkatan kemitraan strategis, baik secara bilateral maupun kawasan,” ungkap Presiden Jokowi dalam pernyataan pers bersama Presiden Vietnam Nguyễn Xuân Phúc usai pertemuan.
“Dalam lima tahun terakhir terdapat peningkatan perdagangan sebesar 9,77 persen. Untuk itu, kita sepakat menetapkan target baru perdagangan bilateral sebesar 15 miliar dolar AS pada tahun 2028,” kata Presiden Jokowi.
Secara khusus, Kepala Negara meminta Presiden Nguyễn Xuân Phúc untuk memperlancar ekspor komoditas pertanian dari Indonesia ke Vietnam.
“Indonesia meminta perhatian terhadap masih terhambatnya produk pertanian dan buah-buahan Indonesia untuk masuk ke pasar Vietnam,” ujarnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Semantok di Nganjuk Jawa Timur
Lebih lanjut Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi atas kepercayaan pemerintah Vietnam kepada perusahaan Indonesia yang berinvestasi di negara tersebut. Tercatat akumulasi investasi Indonesia di Vietnam mencapai lebih dari 600 juta Dolar AS yang meliputi 101 proyek. Oleh karena itu, Presiden Jokowi menekankan perlunya perlindungan terhadap investasi Indonesia di Vietnam.
“Saya mengharapkan penyelesaian beberapa isu yang dialami investor Indonesia yang akan mendorong investasi baru di masa mendatang,” tegasnya.
Selain itu, kedua pemimpin membahas upaya penguatan kerja sama di bidang energi bersih dan energi baru terbarukan. Presiden menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman kerja sama di bidang energi dan sumber daya mineral (ESDM) antara kedua negara yang dinilainya dapat mendorong pengembangan pembangkit listrik tenaga matahari, tenaga hidrogen, dan smart grid.
“Saya juga menyambut baik rencana kolaborasi Vietnam dengan perusahaan BUMN dan perusahaan-perusahaan di Indonesia, seperti PT BTM dan PT Wima untuk pemasaran motor listrik Gesit di Vietnam, Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk investasi pada pembuatan baterai EV [electric vehicle], dan PT INKA untuk pembelian komponen bus listrik,” ujarnya.
Baca Juga: Rusia Menilai Presidensi G20 Indonesia Terbebas dari Upaya Politisasi
Tak ketinggalan pula kedua pemimpin membahas peningkatan konektivitas kedua negara. Presiden Jokowi menekankan bahwa kedua negara harus segera mengembalikan arus lalu lintas barang dan wisatawan seperti masa prapandemi.
Artikel Terkait
Ekspor Impor dalam Dua Tahun Terakhir, Neraca Perdagangan Indonesia Surplus