SUARA MERDEKA PEKALONGAN-Jakarta. Pemerintah menjamin kenaikan harga mie instan masih sebatas normal. Masyarakat tidak perlu khawatir harga mie instan akan naik hingga tiga kali lipat. Lantaran saat ini Indonesia masih mendapatkan suplay gandum sesuai kebutuhan dalam negeri.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Syailendra dalam dialog Pro3 RRI yang dikutip dari laman rri.co.id Kamis, 11 Agustus 2022.
Baca Juga: Tren Harga Mie Naik Akibat Stok Gandum Terbatas , Begini Respon Mendag
Lebih lanjut dia mengungkapkan saat ini Indonesia masih melakukan impor gandum guna memenuhi kebutuhan hampir 6,96 juta ton tepung terigu.
"Per tahun itu per kapita 25,4 kilogram. Komposisinya untuk industri besar dan modern hanya 29 persen, sisanya untuk UMKM, rumah tangga 71 persen," ujar Syailendra.
Tak hanya itu, Syailendra yakin pelaku usaha tidak berani menaikkan harga mie instan hingga tiga kali lipat. Sebab akan mengurangi daya beli masyarakat.
"Satu hal paling penting tidak mungkin mereka naikin harga sampai orang tidak mau membeli. Mereka berupaya agar masyarakat daya belinya terjangkau," kata Syailendra.
Dalam dialog itu juga terungkap penyebeb utama menurunnya produksi gandum.
Sekretaris Jendetral (Sekjen) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sadar Subagyo mengatakan, kenaikan harga gandum akibat perubahan iklim. Hal itu yang menyebabkan produksi gandum menurun.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ajak Semua Keluarga Bercocok Tanam. Ada Krisis Pangan?
Sadar meyakini, kenaikan itu juga bukan disebabkan perang antara Rusia dan Ukraina. Sebab, kondisi kenaikan harga gandum juga pernah terjadi tahun 2008-2009.
"Kita impor dari Ukraina sedikit, jadi jangan suatu peristiwa yang dampaknya sedikit terus ditarik kesini. Karena gandum di dunia produksinya sedang turun karena faktor perubahan iklim," kata Sadar.
"Di Amerika turun, India turun. Perang sendiri tidak pengaruh signifikan untuk Indonesia, kecuali untuk Afrika," ujarnya. ***
Artikel Terkait
Dunia Hadapi Krisis Ketahanan Pangan dan Energi. Begini Usulan Jokowi
Sri Mulyani: Banyak Negara Terancam Inflasi Tinggi Akibat Krisis Energi dan Pangan